4. Bronkitis
Bronkus atau saluran udara utama pada organ paru yang terkena infeksi akan mengalami inflamasi dan ini yang dinamakan bronkitis.
Faktor Pemicu
- Virus penyebab flu dan pilek.
- Bakteri tertentu.
- Kebiasaan merokok.
- Lingkungan kerja yang kurang sehat.
- Memiliki sakit asam lambung.
Gejala
- Cepat lelah.
- Sakit di bagian dada, seperti rasa nyeri.
- Hidung tersumbat atau malah beringus.
- Sesak saat bernapas.
- Tenggorokan terasa sakit.
- Batuk dengan dahak berwarna hijau atau kuning agak abu-abu.
Pengobatan
Sebetulnya bronkitis ini sebuah kondisi yang bakal hilang sendiri hanya dalam hitungan minggu, jadi kadang tak perlu obat tertentu untuk penanganannya. Hanya saja, penderita perlu lebih banyak beristirahat dan minum banyak air putih.
Pencegahan
Agar tidak kambuh atau tidak mengalami bronkitis, dianjurkan untuk menghindari rokok. Jaga kondisi tubuh bila memang lingkungan kerja dirasa kurang menyehatkan. Asupan makan pun perlu dijaga supaya metabolisme dan pertahanan tubuh tetap terjaga. Dengan begitu, virus maupun bakteri tak akan sanggup menyerang tubuh kita.
5. Emfisema
Kondisi ini masih masuk dalam golongan PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis di mana umumnya napas akan menjadi lebih pendek-pendek. Jaringan paru-paru mengalami kerusakan pada keadaan ini, tepatnya pada area bronkiolus. Ini yang menjadikan pertukaran udara bersih dan kotor terganggu.
Faktor Pemicu
- Asap rokok.
- Faktor usia (lansia lebih cenderung mengalami emfisema).
- Kurangnya zat Alpha-1-antitrypsin.
- Terpapar polusi terlalu sering.
Gejala
- Fungsi mental menurun.
- Kuku serta bibir berubah abu-abu atau kebiruan.
- Napas menjadi lebih pendek dan mudah terengah-engah.
- Kemampuan menjalankan kegiatan sehari-hari dan berolahraga otomatis menurun.
Pengobatan
- Pembedahan – Solusi pengobatan ini ada dua metode, yakni transplantasi paru-paru serta pengurangan volume paru-paru. Tapi transplantasi hanya bakal dilaksanakan sebagai pilihan terakhir.
- Terapi – Berbagai solusi terapi ditawarkan, meliputi terapi nutrisi, rehabilitasi paru, hingga suplemen oksigen.
- Obat – Ada beberapa jenis obat yang biasanya akan diresepkan, contohnya antibiotik, steroid, mucolytic, dan bronchodilator. Pemberian obat akan sesuai dengan tingkat keseriusan emfisema.
Pencegahan
- Menghindari asap rokok.
- Melindungi diri dari polusi.
- Tidak merokok.
6. SARS
Corona SARS adalah nama virus pemicu SARS dan virus inilah yang membuat seseorang memiliki gangguan pada sistem pernapasan akut. Karena saking cepat proses penyebarannya, terkadang menjadi terlambat untuk ditangani. Tak jarang juga kematian adalah akibatnya.
Faktor Pemicu
- Virus penyebab influenza.
- Melakukan kontak dengan penderita SARS.
- Riwayat perawatan di rumah sakit.
- Berada di tempat dengan wabah SARS.
Gejala
- Batuk
- Demam
- Sakit pada tenggorokan.
- Sesak napas.
- Gejala gastrointestinal.
- Myalgia
Pengobatan
Bantuan ventilasi, suplemen oksigen dan juga anti-pyretic tampaknya adalah solusi dari SARS karena antibiotik tidak dianggap efektif. Pada corona virus tersebut, para ilmuwan mencoba untuk menggunakan obat antiviral yang biasanya dipakai untuk influenza, hepatitis, serta AIDS.
Pencegahan
- Tidak berada di lingkungan dengan wabah SARS.
- Tidak berinteraksi dan kontak dengan penderita SARS.
- Menjaga kebersihan diri.
- Tak berbagi pakai barang pribadi.
7. Hipoksia
Ini adalah keadaan di mana tubuh mengalami kekurangan oksigen sehingga fungsi normalnya menjadi terganggu. Kondisi seperti ini mengancam jiwa karena organ-organ vital kita tak akan mendapat cukup oksigen.
Faktor Pemicu
- Anemia
- Obat tertentu yang bisa mengganggu pernapasan.
- Gangguan pada jantung.
- Kadar oksigen terlalu rendah.
- Keracunan zat berbahaya atau gas.
- Gangguan pada paru-paru.
Gejala
- Mengalami halusinasi. (Baca juga: penyebab halusinasi)
- Sesak napas.
- Perubahan warna pada kulit, menjadi merah agak keunguan atau biru.
- Kebingungan
- Mengi
- Detak jantung lebih cepat.
- Cepat merasa lelah.
- Batuk
- Berkeringat
Pengobatan
- Oksigen – Karena penyebab utama adalah kekurangan oksigen, jadi pasokan oksigen perlu ditambah.
- Intubasi – Proses pengobatan ini membentuk saluran udara mekanis yang manfaatnya sebagai penyalur oksigen dengan pemberian kadar lebih tinggi.
- Ruang Hiperbarik – Cara ini juga akan membuat oksigen pada darah lebih meningkat.
Pencegahan
- Menjaga pola makan.
- Menjauhi zat-zat berbahaya.
- Rutin memeriksakan kondisi kesehatan, terutama bila memiliki penyakit paru-paru, jantung, anemia dan darah tinggi.
8. Asfiksi
Keadaan ini adalah adanya gangguan pada proses penyuplaian oksigen menuju jaringan tubuh karena fungsi paru-paru, jaringan tubuh itu sendiri, serta pembuluh darah mengalami gangguan.
Faktor Pemicu
- Bakteri yang bernama diplococcus pneumonia.
- Cairan limfe di dalam alveolus.
- Gas racun karbon monoksida.
Gejala
- Fase Dispneu – Terjadi selama 4 menit dikarenakan kadar karbondioksida tinggi dan oksigen rendah.
- Fase Konvulsi – Terjadi kurang lebih 2 menit dan penderita akan mengalami kejang klonik, lalu tonik dan terakhir adalah kejang opistotonik.
- Fase Apneu – Terjadi hanya semenit di mana penderita akan mengalami kehilangan kesadaran.
- Fase Terminal – Penderita akan mengalami pernapasan dan detak jantung yang berhenti karena timbulnya paralisi pusat pernapasan.
Pengobatan
Biasanya penderita akan ditangani dengan memberikan obat-obatan, salah satu contohnya adalah epinefrin. Selain itu juga perangsangan jantung serta paru-paru supaya oksigen tetap tersuplai lancar. Intubasi endotrakeal juga akan dilakukan di tahap akhir pengobatan.
0 komentar:
Posting Komentar