Senin, 26 Maret 2018

SONAR

SONAR
Sonar (“Sound Navigation and Ranging”) merupakan salah satu alat bantu navigasi elektronika dengan prinsip kerja anargi akustik. Sonar digunakan untuk mendeteksi objek di bawah air. Sonar juga dapat digunakan untuk menduga kedalaman perairan, guna membimbing pelaut dalam bernavigasi agar aman menghindari objek bawah air yang membahayakan pelayaran. Sejalan dengan penggunaan teknologi canggih, kini sonar dikembangkan dengan peningkatan sensitifitasnya menjadi alat bantu pendeteksi kelompok renang ikan di perairan. Pada kapal perang, sonar digunakan untuk melacak keberadaan kapal selam, panjang, dan berbagai objek bawah air (Alam Ikan 1).


Menurut (Alam Ikan 2), saat ini berbagai jenis sonar digunakan oleh pelaut dan nelayan. Pada prinsipnya, cara kerja alat ini sama, yaitu suatu arus listrik dihasilkan oleh sebuah sumber tenaga (“power supply’), dihantarkan melalui bagian-bagian fungsionalnya (“functional part”), osilator (‘time base”), “transmitter’,  “transducer’,  “receiver” dan display unit. Seluruh komponen tersebut bekerja dua langkah, yaitu:
a. Langkah pemancaran pulsa sinyal gelombang akustik.
b. Langkah penerimaan pulsa gema  yang dipantulkan oleh objek bawah air.

Secara garis besar menurut (Alam Ikan 1), sonar dapat dibedakan atas tiga tipe, yaitu:
1. Berdasarkan arah ‘‘transducer“ memancarkan pulsa sinyal, dapat dibedakan atas lima jenis:
a. “Fixed transducer type sonar”
  • Arah pancara pulsa selalu tetap, yang lebih dikenal dengan fish finder pada arah vertikal.
b. “Scanning sonar”
  • Arah pancaran pulsa dapat diputar (scanning) horizontal (0o - 360o) dan vertikal (90o - 180o).
c. “Search light sonar”
  • Arah pancaran sinyal dapat diubah-ubah menurut train angle ke arah vertikal maupun horizontal.
d. “Side sounder”
  • Pancaran pulsa sinyal diarahkan ke arah samping kapal (kanan-kiri kapal) digunakan pada kapal penyapu ranjau.
e. “Net Zounde”
  • Digunakan pada kapal ‘mid water trauler” untuk mengetahui tinggi bukaan mulut jaring serta kedudukan jaring terhadap dasar dan permukaan perairan.
f. “Telesounder”
  • Merupakan pengembangan dari  “fixed transducer type” serta “searchlight sonar”. Prinsip kerjanya memancarkan dan meneruskan tampilan data dari suatu pesawat penerima ke pesawat penerima lainnya melalui satelit.

2. Jenis sonar berdasarkan tampilan dislpy unit, dibedakan atas empat jenis, yaitu:
a. “Dry recording paper”
  • Data yang tersaji pada kertas perekam kering dapat dipertahankan dan disimpan dalam waktu yang lama sehingga dapat dilihat kembali bila dibutuhkan. Kelemahannya adalah sensitivitas pencatatannya kurang dan serbuk karbon akibat goresan “stylus” terhadap kertas beraroma sangat menyengat.
b. “Moist recording paper”
  • Tampilan data sonar disajikan pada perekam basah. Kelebihannya tidak berbau dan sensitivitasnya lebih baik dan goresan pencatatan lebih jelas, kertasnya dapat dipakai ulang asalkan data rekamannya dihilangkan dulu dengan larutan khusus. Kelemahannya bila kelembaban kertas berkurang, mudah sobek dan berkerut sehingga memerlukan perawatan khusus.
c. “Flasher oscilating scope”
  • Sonar ini berteknologi tinggi. Setiap objek dapat diidentifikasi berdasarkan perbadaan warna pada layer monitor. Kelebihannya, sensitivitasnya jauh lebih tinggi, tidak memerlukan kertas perekam, tidak menimbulkan serbuk karbon, tidak berbau. Kelemahannya, memori data tidak dapat disimpan dalam waktu lama, jika dibutuhkan reproduksi memori data memerlukan peralatan khusus (“cassette data recorder”) dan printer.
d. Sonar tabir cerlang
  • Merupakan perangkat tambahan dari sonar lainnya. Tidak memerlukan rekaman data (pada kertas perekam, ataupun layar CRT). Tampilan data berbentuk memori digital.
3. Jenis sonar berdasarkan frekuensi kerja, dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
a. “Low frequency sonar”
  • Menggunakan pancaran pulsa frekuensi rendah. Penggunaannya hanya sebagai “echosounder“ dan kurang layak digunakan sebagai“ fish finding sonar‘,  karena sensitivitas penerimaannya tidak sepeka “fish finding sonar“.
b. “High frequency sonar”
  • Memencarkan pulsa pada frekuensi tinggi, tingkat kepekaannya lebih baik. Pada umumnya dipakai sebagai “fish finding sonar", yaitu alat bantu untuk mendeteksi dan mengamati perkembangan kumpulan ikan di bawah permukaan air.

Kegunaan SONAR
Saat ini kapal ikan banyak memanfaatkan sonar dalam memberikan gambaran dan informasi tentang kedalaman, keadaan alami dasar, serta konfigurasi bentuk dasar perairan. Kemudian pada kapal ikan digunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, densitas, distribusi, kecepatan dan arah renang “fish schools”, serta mengetahui bentuk dan kedudukan jaring dalam air, mengetahui ikan yang masuk ke dalam jaring. Pada kegiatan ilmiah, sonar digunakan dalam pendugaan stok populasi ikan, DSL (“Deep Scattering Layer”), “current barrier” (pertemuan arus) (Alam Ikan 3).

Penggunaan sonar pada kapal penangkap ikan demersal adalah “fixed transducer type sonar”, lebih dikenal dengan “fish finder”. Kapal tersebut memiliki fungsi ganda disamping sebagai pendeteksi, juga berfungsi untuk mengetahui konfigurasi serta jenis dasar perairan (Alam Ikan 3).

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tulisan Berharga Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang